Tahun2018, saya menulis artikel tentang depresi dan di dalamnya, saya secara terbuka menuliskan mengenai diagnosis saya, komorbid trauma kompleks dengan depresi. Begitu banyak hal yang terjadi dalam setahun ini. Saya menjadi lebih baik untuk sementara waktu, kemudian saya jatuh ke mode depresi lain selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya saya mencari bantuan psikiater sekali lagi.
- Gangguan kesehatan mental seringkali dianggap penyakit nomor dua. Tidak seperti penyakit fisik yang langsung dikonsultasikan ke tenaga kesehatan ketika mendapat gejala, orang umumnya menunda terapi gangguan kesehatan mental. Salah satu faktor yang membuat masyarakat enggan memeriksakan gangguan kesehatan mental adalah soal biaya. Konsultasi ke tenaga ahli kesehatan jiwa seperti psikolog maupun psikiater bisa dibilang mahal. Dalam sekali kunjungan konsultasi bisa menghabiskan sekitar Rp400 ribu – 1 juta, bahkan lebih. Padahal Kepala Humas BPJS Kesehatan, M. Iqbal Anas Ma’ruf, mengatakan BPJS Kesehatan menjamin layanan rehabilitasi dan kuratif kesehatan mental. Salah satunya dengan terapi BPJS Kesehatan dapat mengklaim biaya berobat penyakit mental. Perlindungan ini termasuk dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat JKN-KIS. Langkah-langkah berobat ke psikolog dengan BPJS Berikut tahapan proses pengobatan kesehatan mental menggunakan BPJS Kesehatan. Pastikan Anda memiliki kartu kepesertaan BPJS Kesehatan aktif Pergi ke faskes tingkat pertama yang menjadi rujukan kepesertaan Anda. Daftar dengan tujuan pemeriksaan di Poli Jiwa dan Anda sudah bisa menikmati layanan konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Jika faskes pertama tidak memiliki Poli Jiwa, ceritakan semua keluhan dan gejala mental yang dialami kepada dokter umum di sana, mereka akan memberi rujukan ke faskes lanjutan. Siapkan dokumen penting untuk mendaftar di faskes lanjutan, di antaranya fotokopi KTP, fotokopi Kartu Indonesia Sehat/BPJS, fotokopi kartu keluarga, dan surat rujukan. Daftar di hari yang berbeda agar tidak terjadi penumpukan antrean. Jika memungkinkan daftar terlebih dulu lewat aplikasi, atau layanan pelanggan. Pastikan datang lebih awal dari jadwal konsultasi, karena biasanya terdapat pemisahan antrean pasien BPJS Kesehatan, dan antrean di kelompok ini lebih panjang dari pasien umum/asuransi. Anda bisa langsung berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater di rumah sakit. Ceritakan dan isi semua penilaian yang diberikan di Poli Jiwa agar Anda mendapat terapi yang maksimal. Terakhir, lakukan kontrol sesuai anjuran ahli, jika mendapat obat minum sesuai dosis dan jangan pernah menghentikan terapi sendiri. Surat rujukan dari faskes pertama punya masa aktif hingga 3 bulan. Jadi setelah periode tersebut Anda perlu mengulangi proses berobat dari awal. Jika mengalami kendala rujukan di faskes pertama, misal faskes menolak memberi rujukan, Anda bisa mencoba periksa ke psikolog atau psikiater secara umum. Kemudian mintalah surat pengantar berisi diagnosis untuk pindah berobat menggunakan BPJS Kesehatan. Setelah itu pergi ke faskes pertama dan lampirkan surat pengantar tersebut. Pastikan konsultasi psikolog atau psikiater yang Anda pilih di awal dapat dijangkau dengan BPJS juga Mengenal Gangguan Kesehatan Mental dan Solusinya Mental Health Day 2021 & Curhat Lee Seung Gi Soal Kesehatan Mental Cara Pencairan Dana BSU BPJS Ketenagakerjaan 2021 dengan BUREKOL BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Rp1 Juta, Cek Penerima Via Web dan WA - Kesehatan Penulis Aditya Widya PutriEditor Nur Hidayah PerwitasariBilamenggunakan jalur pribadi atau pasien umum konsultasi dengan dokter psikiater tarifnya beragam. Dari Rp. 150.000 - 250.000 sesuai dengan kebijakan pihak dokter. Dari konsultasi dan analisa dokter itulah kita bisa memperoleh resep obat yang harus ditebus di apotik. Pengalaman menebus obat-obatan di apotik harganya bukanlah murah.Banyak yang urung konsultasi dengan psikolog dan psikiater karena biayanya yang mahal. Tenang saja,saat ini pengobatan kesehatan mental sudah bisa menggunakan layanan BPJS. Hai kawan, di dua artikel SMILE yang sebelumnya, saya sudah cerita tentang pengalaman saya konsultasi ke psikiater dengan biaya sendiri dan sedikit gambaran tentang bipolar disorder. Sekarang saya mau cerita tentang konsultasi ke psikiater dengan menggunakan BPJS. Jadi kan biaya konsultasi dan obat setiap bulan bisa hampir 3 juta, akhirnya saya putuskan untuk pindah ke layanan BPJS. Karena bipolar kan tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikontrol, jadi saya harus minum obat seumur hidup. Terbayang kan mahalnya dan uang yang harus saya keluarkan hanya untuk beli obat. Dan ternyata, meski pakai BPJS, konsultasi yang saya jalani tetap menyenangkan dan memuaskan. Periksa di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama FKTP Sama seperti saat saya berobat tumor payudara dengan BPJS. Pertama-tama saya berobat dulu di FKTP. Sebenarnya agak was-was karena lagi pandemi. Tapi saya pikir lebih cepat berobat lebih baik. Lagipula saya tidak cocok dengan Depakote ER yang diberikan oleh psikiater. Seluruh tulang saya terasa sakit. Saya pergi ke Klinik Siloam di Gading Serpong. Seorang dokter muda menanyakan keluhan saya. Karena dulu waktu saya minta rujukan pengobatan tumor payudara ke RSU Siloam, dokter ini juga yang periksa, dokter pikir keluhan saya masih tentang tumor. Saya seneng sih, dia begitu perhatian dan tidak lupa dengan perkembangan pasiennya. Pas saya bilang saya minta rujukan ke psikiater, baru dia tanya-tanya kondisi psikologis saya. Saya ceritakan kalau saya didiagnosa bipolar. Terus dia tampak khawatir, tanya apa saya ingin bunuh diri? apa saya pernah mendengar bisikan? Dia juga memastikan kalau saya sedang stabil, karena khawatir kalau terlalu lama, saya akan merasa tertekan. Konsultasi Psikiater di RS Tipe C Saya akhirnya dirujuk ke psikiater yang ada di RS Mitra Keluarga Gading Serpong RS Tipe C. Jadi saya gak bisa bertemu psikiater saya yang pertama kali mendiagnosa saya bipolar. Karena dari FKTP tidak bisa langsung ke RSU Siloam RS Tipe B. Jenjang di BPJS mesti diikuti. Setelah dapat rujukan, saya langsung ke RS Mitra Keluarga. Ternyata di RS Mitra Keluarga tidak bisa langsung mendapat layanan BPJS, tapi harus daftar dulu dua hari sebelumnya. Kebetulan saya datang hari Kamis. Psikiater praktek setiap Selasa dan Kamis. Berarti hari Jum’at saya harus daftar via telepon atau WA untuk reservasi lebih dulu. Nah, pas hari Jum’at saya daftar via WA. Admin RS meminta saya daftar langsung melalui telepon. Saya telepon nomor yang diberikan. Terus ditanya-tanyalah. Pas tahu saya pasien baru, admin bilang, kalau untuk psikiater, selama pandemi, dr. Ryan Psikiater di RS Mitra Keluarga Gading Serpong tidak menerima pasien baru untuk sementara waktu. Jadi hanya melayani konsultasi pasien lama. Dan ini waktunya tidak ditentukan. Ya sudah, saya pikir saya bisa bertahan dengan obat. Tapi karena sakit di sekujur tubuh saya tidak bisa ditahan. Akhirnya obatnya saya stop. Biar gak kumat, saya bikin jurnal perubahan mood selama gak minum obat, biar terlihat bedanya dan mood saya tetap terkontrol. Ternyata saya sendiri kaget, mood saya bisa berubah dalam waktu cepat. Pagi bisa semangat banget, siangnya malah down dan sedih. Kadang badannya mau gerak terus, tapi males dan ngantuk. Absurd deh. Saya juga kembali mengalami depresi yang sempat bikin pingsan. Minum Depakote ER stabil lagi, tapi ya gitu, tulang pada sakit. Dengan kondisi naik-turun begini saya putuskan kembali ke FKTP untuk minta rujukan ke psikiater di RS lain. Tapi hanya ada dua RS Tipe C yang ada psikiaternya. Pilihanya cuma RS Mitra Keluarga Gading Serpong dan RS Qadr. Sejujurnya saya lebih nyaman dengan RS Mitra Keluarga, jadi akhirnya saya putuskan tidak ganti surat rujukan, biar saya tunggu saja setelah pandemi membaik. Di pertengahan bulan Juni, baru saya kontak RS Mitra Keluarga lagi. Alhamdulillah, dr. Ryan sudah terima pasien baru. Sekalian saya daftar. Di hari yang ditentukan, saya pergi ke RS Mitra Keluarga. Ambil antrean psikiater yang baru dibuka satu jam sebelum dr. Ryan praktek. Cukup rapi dan nyaman untuk pelayanan pasien BPJS. Selesai ambil no antrean, saya harus antre dulu untuk tensi darah, timbang berat badan dan ukur tinggi badan. Setelah operasi kan berat badan saya turun dua kilo, sekarang malah naik empat kilo dari berat badan terakhir. Syukurlah. Beres tensi darah, saya duduk di ruang tunggu dr. Ryan. Di sebelah saya ada seorang lelaki berusia 50 tahun yang juga pasien dr. Ryan. Lelaki itu mengangka saya mahasiswa yang butuh data dan ingin wawancara dr. Ryan. Saya bilang saja saya pasien juga yang didiagnosa bipolar. Lelaki itu langsung cerita panjang lebar kalau dia mendertita penyakit saraf dan jiwa. Selama 30 tahun hidupnya, dia didampingi psikiater dan minum obat. Dia juga sering mengalami delusi dan halusinasi. Lelaki itu juga memberi saya semangat. Terutama agar saya tidak merasa beda dengan manusia lain dan termakan stigma negatif tentang gangguan jiwa. Sebagai orang yang introvert, mengobrol dengan orang baru hampir satu jam bukanlah hal yang menyenangkan. Apalagi banyak kata-kata yang terkesan tidak masuk akal. Baru sadari ruang tunggu psikiater ternyata lebih menakutkan ketimbang konsultasi dengan psikiater itu sendiri. Lelaki itu baru berhenti bicara ketika namanya dipanggil. Dia masuk lebih dulu ke ruang psikiater. Tak lama setelah dia keluar,giliran saya masuk ke ruang psikiater. Saya bertemu dengan dr. Ryan yang sangat ramah. Dia menanyakan bagaimana kondisi saya dan apa yang sedang saya rasakan? Saya ceritakan kondisi saya dan ketidakcocokan saya dengan depakoter ER. Sayangnya di RS Mitra Keluarga hanya tersedia Depakote ER. Dr. Ryan tidak mau ambil resiko memberikan obat ini ke saya. Jadi saya dirujuk lagi ke RS Tipe B, RSU Siloam. Konsultasi Psikiater di RS Tipe B Akhirnya saya kembali mengantri di layanan BPJS RSU Siloam Karawaci. Nah untuk psikiater gak bisa langsung konsultasi, tapi harus reservasi dulu. Saya reservasi hari Kamis dan baru dapat jadwal sekitar hari Selasa di pekan berikutnya. Saya dijadwalkan konsultasi dengan dr. Waskita. Pas hari Selasa saya balik lagi Ke RSU Siloam Karawaci. Suasana mulai ramai meski masih dalam situasi pandemi. Saya daftar jam karena dr. Waskita praktek jam Tapi dr. Waskita baru datang hampir jam siang. Saya menunggu lebih dari satu jam. Ketika nama saya dipanggil, saya masuk ke dalam ruangan psikiater yang cukup sepuh. Saya bilang, sebelumnya saya sudah ke dr. Eva dan diberikan beberapa jenis obat. Meski saya pasien BPJS, tapi dr. Waskita memeriksa dengan teliti. Hal-hal yang sebelumnya tidak ditanya oleh dr. Eva. Beliau bertanya mulai dari jadwal mentruasi, riwayat keluarga yang bipolar, status pernikahan karena ada obat yang gak boleh buat orang hamil, perasaan saya saat itu dan beberapa pertanyaan lain. Sayangnya, pilihan obat BPJS gak banyak, jadi dokter tidak leluasa memberikan obat yang kira-kira cocok buat pasien. Akhirnya dr. Waskita kasih saya tiga obat. Lengkapnya mudah-mudahan bisa saya ceritakan diartikel selanjutnya. Dua obat untuk menyeimbangkan hormon di otak saya dan satu obat untuk menangkal efek dari dua obat ini. Ketiga obat ini diberikan untuk 30 hari. Jadi, sebulan lagi saya harus kontrol ke dr. Waskita. Kalau saya kontrol sebelum 30 hari, BPJS tidak akan menanggung obat saya untuk bulan berikutnya. Jadi harus sesuai jadwal. Plus dan Minus Konsultasi Psikiater dengan BPJS Oke, plusnya ya pasti soal biaya. Kalau saya bandingkan, saya berobat bipolar dengan biaya sendiri bisa habis lebih dari 3 juta per bulan. Ini termasuk biaya obat dan konsultasi psikiater. Nah kalau BPJS, saya BPJS Kelas 1, cukup bayar Rp per bulan. Ini sudah ditanggung obat dan konsultasi psikiater. Plus gak perlu repot cari obat karena semua obat yang di resep sudah ada di RS. Nah, minusnya ada beberapa nih Pertama, pasti lebih ribet karena harus urus berkas dan ikuti ketentuan BPJS. Dari mulai FKTP sampai RS Rujukan. Ini makan waktu yang gak sebentar dan harus antre pula. Saya total menghabiskan satu bulan lebih hanya untuk urusan administrasi dan antre. Kedua, tidak bisa bebas memilih psikiater yang diinginkan. Namanya rujukan, ya pasrah saja dirujuk ke mana dan bertemu dengan psikiater yang mana. Kita gak bisa memilih psikiater yang membuat kita nyaman seperti saat membayar secara pribadi. Ketiga, pilihan obat terbatas. Saya kasihan juga dengan dokter, pilihan obat BPJS terbatas. Sebagai contoh, saya cocok dengan abilify discmelt. Saya cek di aplikasi BPJS, obat ini termasuk obat yang ditanggung BPJS. Harganya sebutir mencapai Rp Tapi obat ini gak ada di RS Rujukan Tipe C atau Tipe B. Lah terus obat ini adanya di mana? RSJ? Akhirnya saya dikasih holyperidol yang harganya gak sampai Rp 2000,00/het. Jauh banget kan. Dan efeknya untuk saya sangat drastis. Keempat, harus konsultasi sesuai jadwal. Saya hanya bisa bertemu psikiater dan tebus obat sebulan sekali. Jadi selama sebulan itu, mau obatnya cocok atau tidak, mau ada keluhan atau enggak, saya gak bisa mengakses psikiater saya. Padahal kan ini masalah mental ya. Sakit fisik bisa ditahan, sakit mental tuh berat banget rasanya dan harus menanti satu bulan. Ini gak enak sih. Apalagi kalau ternyata efek obatnya bikin badan malah sakit. Bingung mau terus diminum atau stop? Bingung harus tanya ke siapa? Mau konsultasi harus tunggu sebulan lagi. Ya, ini sedikit cerita dari saya soal konsultasi psikiater dengan BPJS. Memang kalau dibanding konsultasi dengan biaya pribadi, ya lebih enak dengan biaya pribadi. Tapi buat yang butuh banget dan bermasalah dengan biaya, layanan BPJS untuk kesehatan jiwa—konsultasi psikolog dan psikiater—ini bisa dicoba. Semoga kita semua jiwa dan raga….semangat semuanya Tabik, Rika Isvandiary Entahsaya harus ke psikiater atau psikolog dg keadaan saya. Saya rasa selalu menangis beberapa kali. Di saat di kantor ataupun di kamar dan di jalan. Banyak masalah yg saya pikirkan. Kata teman kepada saya krn saya selalu memikirkan yg negatif, pdhl banyak kekhawatiran yg menyebabkan saya takut utk terjadinya suatu kegagalan yg berulang. Pengalaman ke Psikiater dengan BPJS Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi, jika ada kesalahan mohon dikoreksi ya..Di postinganku sebelumnya My Mental Health Journey Part 5, kata psikiater yang kuajak konsul online saat itu bilang kalo berobat kesehatan jiwa ke psikiater bisa menggunakan BPJS. Setelah aku googling, memang bisa. Berikut langkah-langkahnya..Pertama, pastikan dulu kita sudah terdaftar sebagai peserta BPJS aktif, tidak ada tunggakan iuran. Lalu untuk bisa berobat ke psikiater di rumah sakit, kita memerlukan surat rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat 1 Faskes 1. Biasanya faskes 1 ini berupa puskesmas, klinik, atau praktek dokter umum pribadi. Beberapa puskesmas di Jakarta udah tersedia Poli Jiwa yang ada psikolognya, memang bukan dokter, tapi untuk kasus yang masih bisa ditangani tanpa obat, alangkah baik jika melakukan konseling dulu dengan psikolog di puskesmas, gratis jika faskes 1 kita di situ. Kalo yang di faskes 1 nya gak ada poli jiwa, gimana? maka harus minta rujukan untuk ke rumah minta rujukannya ini bisa langsung dikasih atau enggak? Tergantung dokter di faskes 1 nya. Menurut pengalamanku dulu ketika pertama kali minta rujukan di faskes 1 saat itu faskes 1 ku di salah satu klinik di daerah Bogor Selatan, gak dikasih" Padahal udah ngerasa butuh banget. Saat itu aku menceritakan tentang apa yang kurasakan selama jadi ibu. Sambil gendong bayi, sambil nangis sesenggukan. Cerita juga tentang background keluargaku yang patah, masa kecilku gimana, remaja gimana. Tapi saat itu dokternya bilang, "Nanti kalo ke psikiater bakal dikasih obat, coba ke psikolog aja, tapi gak bisa pake BPJS ya", dan lebih banyak dinasehati aja betapa harus sabarnya menjadi seorang ibu. Sayangnya nasehat dokter yang juga seorang ibu itu sama sekali gak masuk di kepalaku. Karena emang lagi ada yang salah dalam diriku. Akhirnya aku pulang jalan kaki sambil masih nangis gendong anak, sampe rumah rasanya kesel, langsung ku sobek-sobek kartu anggota di klinik faskes 1 tersebut. Hahaha.. salah satu perilaku impulsifku muncul pandemi.. Awal-awal pandemi gak berani ke klinik apalagi rumah sakit, lalu gak sengaja lihat di rumah sakit dekat rumah ada layanan telemedicine. Bisa konsultasi dari rumah lewat aplikasi Google Meet dan kalo diperlukan juga akan diresepkan obat yang diantar via ojek online. Akhirnya coba pertama kali konsultasi langsung eh, apa gak langsung ya? kan online, haha ke psikiater di rumah sakit terdekat. Tapi bayar pribadi, bukan pake BPJS. Saat itu November 2020 biaya konsultasinya Rp. dan obat satu macam untuk sebulan Rp. diminum dua hari sekali, atau selang seling sehari minum, sehari enggak. Tiga bulan kemudian aku pindah rumah karena kontrakan habis, jauh dari rumah sakit sebelumnya. Akhirnya diputuskan untuk melanjutkan berobat ke rumah sakit yang paling dekat dengan rumah baru. Kali ini mau mencoba lagi pake BPJS, otomatis juga udah ganti faskes 1 dong. Tetap di klinik, bukan puskesmas atau dokter praktek pribadi. Aku lebih suka faskes 1 nya di klinik karena waktu bukanya yang biasanya lebih fleksibel, gak harus pagi-pagi banget kayak di faskes 1 terbaru ini merupakan jaringan yang punya beberapa cabang di berbagai tempat. Awalnya aku nanya dulu via chat, apa bisa minta rujukan ke psikiater karena sebelumnya udah ada riwayat berobat? Ternyata bisa. Waktu aku datang langsung ke kliniknya untuk minta rujukan, prosesnya gak lama. Aku bilang mau minta rujukan ke psikiater, lalu ditanya sama dokternya, "Sekarang apa yang dirasa?" dan diminta tunjukkan surat periksa sebelumnya yang untungnya sempat ku foto, ada diagnosanya tertulis di situ. Lalu terbitlah surat rujukan ke rumah sakit terdekat..Besoknya aku baru sempat ke rumah sakit, jangan lupa persiapkan fotokopi KTP, kartu JKN / BPJS, dan surat rujukannya. Cari tau dulu sebelumnya sistem di rumah sakitnya gimana. Kalo di RS tempatku berobat ini, gak harus datang dari pagi banget buat peserta BPJS. Misal dokternya baru praktek jam 4 sore, maka satu jam sebelumnya baru bisa masuk pendaftaran. Setelah antri di pendaftaran, antri di poli jiwa, konsultasi, tunggu resep, tunggu obat, selesai! hehe belum ding. Obatnya kurang, jadi harus ambil di apotek di luar RS, ngantri lagi, tapi tetap gratis waktu pengobatan pertama. Kalo kedua dan ketiga ada sebagian yang bayar karena di apotek yang ditunjuk RS itu juga obatnya habis, jadi harus beli di apotek lain. Di sini aku salah milih RS sih, harusnya ke RS yang gak kerjasama sama apotek di luar. Jadi cari yang obat-obatannya udah tersedia di RS semua. Kalo udah tiga kali konsultasi di RS, harus balik lagi ke faskes 1 untuk minta surat rujukan lanjutan. Pas banget minggu kemarin aku baru minta surat rujuk balik karena pengobatan masih harus dilanjutkan. Kali ini aku bertemu dengan dokter jaga di faskes 1 yang baik sekali dan sangat memahami. Aku gak perlu cerita banyak, tapi dokternya bilang, "Ada trauma ya Bu? Gak apa-apa lho berobat. Justru harus diobati ya, Bu. Semua orang punya trauma masing-masing, saya juga punya. Kalo udah gak sanggup menghadapi sendiri ya harus minta bantuan yang ahli di bidangnya. Sakit gigi berobat ke dokter gigi, sakit jantung ke spesialis jantung. Berobatlah untuk ketenangan diri sendiri, supaya ngerasa lebih baik, lebih semangat hidupnya" Langsung tersenyum aku di balik masker. Terima kasih untuk supportnya, begitulah pengalamanku ke psikiater menggunakan BPJS. Pernah ditolak di faskes 1 saat minta rujukan, akhirnya nyoba bayar pribadi dulu, lalu coba minta rujukan lagi di faskes yang berbeda dengan menunjukan bahwa sebelumnya sudah ada riwayat berobat, sampe akhirnya ketemu dokter di faskes 1 yang mendukung pengobatan kesehatan jiwa. Jadi buat dapetin surat rujukan ke psikiater di rumah sakit pake BPJS tergantung dokter di faskes 1 nya, ya.. apakah dokternya "melek" tentang mental health atau enggak. Karena menurut pengalamanku, masih ada ternyata dokter umum yang masih belum terbuka dengan kesehatan jiwa..Mungkin ada sedikit tips, kalo ada yang faskes 1 nya gak mau ngasih rujukan juga tapi gak mau konsul langsung bayar pribadi, bisa coba konsul dulu dengan psikiater online yang biayanya jauh lebih terjangkau dibanding dengan konsul ke RS langsung bayar pribadi. Nanti kalo emang dibutuhkan, pasti akan disarankan untuk berobat ke psikiater terdekat kok. Nah, bukti chat nya bisa ditunjukkan saat minta surat rujukan dari faskes 1, sebagai penguat / pendukung bahwa kita memang butuh berobat..Semangat menjaga kewarasan, teman-teman!
Jadibegitulah pengalamanku ke psikiater menggunakan BPJS. Pernah ditolak di faskes 1 saat minta rujukan, akhirnya nyoba bayar pribadi dulu, lalu coba minta rujukan lagi di faskes yang berbeda dengan menunjukan bahwa sebelumnya sudah ada riwayat berobat, sampe akhirnya ketemu dokter di faskes 1 yang mendukung pengobatan kesehatan jiwa.
Kesehatan jiwa setara pentingnya dengan tubuh. Namun ketika ingin memeriksakan kondisi mental yang seringkali terjadi adalah terkendala dengan biaya mahal. Tapi ternyata, ada cara ke psikiater hemat kantong yakni dengan BPJS Kesehatan. Masalah kelainan mental bisa dialami oleh siapapun. Semua orang berhak melakukan perawatan, demi menyembuhkan kelainan tersebut. Baik ke psikolog atau psikiater. Realitanya, tak semua mendapat kesempatan sama. Biaya yang besar, membuat mereka mengurungkan niatnya datang ke fasilitas kesehatan. Kartu BPJS dari pemerintah ini bisa dimanfaatkan untuk mengakses perawatan mental ringan sampai menengah. Dengan demikian, banyak masyarakat khususnya ekonomi menengah ke bawah bisa membuat janji dengan psikiater dan psikolog. Permasalahan yang dihadapi beragam. Kasus psikologi yang umum diantaranya kecanduan menonton film dewasa, mengalami kendala dalam memahami pelajaran akademik, dan tidak percaya diri. Sementara kasus psikiatri yaitu bipolar, OCD, hingga kepribadian ganda. Tentunya apabila dibiarkan akan mengganggu kegiatan sehari-hari. Apakah ke psikiater bisa pakai BPJS? Menjalani perawatan ke psikiater di Puskesmas bisa pakai kartu BPJS Kesehatan. Hal ini karena konseling termasuk ke jaminan kesehatan nasional-KIS. Melalui situs resmi BPJS, pemilik JKN-KIS berhak mendapatkan fasilitas layak selagi mengikuti prosedur. Bagi yang ingin ke psikiater atau psikolog dengan BPJS, pastikan sudah memenuhi aturan yang berlaku dan melengkapi dokumen pendukung. Agar nantinya tidak perlu bolak-balik mengurus administrasi. Berdasarkan pengalaman yang sudah pergi ke psikiater menggunakan kartu sakti BPJS, biaya bisa sampai nol rupiah apabila mendapatkan surat rujukan. Pengidap gangguan mental kini bisa bernapas lega karena dapat melakukan treatment sesuai kebutuhan dengan biaya minim. Akan tetapi, kamu perlu bersabar mengikuti setiap proses hingga akhir. Nah, berikut cara berobat ke psikiater BPJS. 1. Cari tahu poli jiwa yang tersedia Cara pakai BPJS untuk konseling bersama psikiater yang pertama, ketahui dulu apakah di puskesmas terdekat menyediakan layanan poli jiwa. Sebab, ada beberapa pusat kesehatan masyarakat yang tidak memiliki layanan ini. Sehingga, perlu rujukan ke rumah sakit lain. 2. Lengkapi berkas administrasi Proses kedua adalah menyiapkan berkas administrasi. Tujuannya untuk membuktikan kalau kamu memang peserta BPJS aktif. Lampiran yang perlu dibawa yaitu Salinan kartu tanda kependudukan Salinan kartu keluarga dan kartu BPJS Surat keterangan diagnosis Kartu asli BPJS Pastikan tidak ada yang tertinggal, supaya prosesnya tak memakan waktu lama. Langkah selanjutnya, kunjungi pusat kesehatan masyarakat terdekat atau rujukan. Pastikan tempat tersebut menerima klaim BPJS. 3. Masuk proses verifikasi Setelah proses verifikasi berkas di Puskesmas atau rumah sakit rujukan. Barulah pasien akan mendaftar dan mendapat nomor antrian. Pertimbangkan melakukan registrasi sebelum hari kunjungan. 4. Maksimalkan sesi konseling Usai melewati beberapa tahap, tiba saatnya pasien menjalani sesi wawancara dengan psikolog atau psikiater. Cobalah terbuka dengan mengutarakan masalah dan kendala yang dihadapi. Psikiater akan memberikan serangkaian tes dan resep obat pada pasien, jika hasil konsultasi menunjukan peran obat dalam mendukung pemulihan mental. Pasien bisa membeli di bagian farmasi dan konsumsi sesuai dosis yang tertera. 5. Lakukan konseling secara berkala Gangguan atau kelainan kejiwaan tidak bisa sembuh secara instan. Perlu waktu dan usaha ekstra. Sebaiknya, lakukan sesi konseling bersama psikiater rutin untuk meninjau efektivitas terapi dan obat. Pada sebagian kasus, konseling terhenti karena salah satu pihak merasa bosan dan lelah mengikuti proses pemulihan kesehatan jiwa. Akibatnya, kelainan bisa kembali bahkan lebih parah. Ciri-ciri orang harus ke psikiater Ciri yang tidak diketahui turut berdampak pada tingkat keparahan penyakit mental seseorang. Kamu bisa pertimbangkan mengunjungi psikiater atau psikolog kalau menemukan ciri-ciri orang harus ke psikiater, seperti di bawah ini. Tetapi ingat, hindari self diagnose. Sedih, marah atau senang adalah hal manusiawi. Namun kalau sudah berlebihan, bisa mengindikasikan mental illness. Tidak pernah lagi merasakan tidur nyenyak atau memiliki masalah pola tidur karena mimpi buruk Kesulitan untuk tenang dalam waktu lama atau di situasi tertentu. Bergantung dengan minuman keras dan psikotropika untuk bisa bahagia Demi memastikan kondisi kejiwaan tetap sehat, tentukan jadwal konseling ke psikiater dengan cara menggunakan BPJS. Atau mulai dengan berkonsultasi dengan dokter umum. Cara membantu kerabat ke psikiater dengan BPJS Masyarakat cenderung abai dengan isu masalah mental. Umumnya karena ciri-ciri orang harus ke psikiater sukar terdeteksi, jadi dibiarkan begitu saja. Parahnya kalau beranggapan penyakit akan sembuh sendiri. Kelainan mental perlu ditangani dengan baik dan intensif. Perawatan dilakukan secara berkala dengan pemantauan ahli. Demi mencapai hasil yang signifikan. Jika mengetahui kerabat menunjukkan ciri-ciri orang harus ke psikiater dan sedang menghadapi masalah mental, tapi enggan berkonsultasi, lakukan pendekatan berikut Ada kemungkinan takut dicap negatif oleh orang sekitar. Jadi kamu bisa temani kerabat untuk memulai konsultasi pertama. Berikan dukungan moril, hal ini juga berdampak positif bagi pengidap masalah mental. Tidak ada salahnya, ikut memahami masalah yang dihadapi Pelajari bersama informasi tentang penyakit mental yang diidap Sebisa mungkin hindari memaksa kerabat menemui psikiater kalau bukan karena keinginan diri sendiri. Khawatirnya, proses penyembuhan terhambat dan terhenti di tengah jalan. Sebagai orang terdekat, hanya bisa menunggu penderita masalah mental bersedia mengikuti proses terapi. Cara persiapan sebelum ke psikiater dengan BPJS Gugup saat pertama konseling itu biasa. Kamu bisa mempersiapkan hal berikut agar konseling berjalan optimal. Kalau punya riwayat kesehatan lain, bawa berkas ke tempat pertemuan supaya psikiatri tahu latar belakangmu. Cari tahu pertanyaan seperti apa yang akan diajukan. Sesi wawancara tentu saja akan diisi dengan pertanyaan ringan dan relevan terkait masalah mental. Persiapkan diri karena besar kemungkinan kamu merasakan berbagai perasaan berbeda dalam satu waktu. Tips dari Lifepal! Kesehatan jiwa setara pentingnya dengan tubuh. Namun ketika ingin memeriksakan kondisi mental yang seringkali terjadi adalah terkendala dengan biaya mahal. Tapi ternyata, ada cara ke psikiater hemat kantong yakni dengan BPJS Kesehatan. Masalah kelainan mental bisa dialami oleh siapapun. Semua orang berhak melakukan perawatan, demi menyembuhkan kelainan tersebut. Baik ke psikolog atau psikiater. Kartu BPJS dari pemerintah ini bisa dimanfaatkan untuk mengakses perawatan mental ringan sampai menengah. Dengan demikian, banyak masyarakat khususnya ekonomi menengah ke bawah bisa membuat janji dengan psikiater dan psikolog. Permasalahan yang dihadapi beragam. Kasus psikologi yang umum diantaranya kecanduan menonton film dewasa, mengalami kendala dalam memahami pelajaran akademik, dan tidak percaya diri. Sementara kasus psikiatri yaitu bipolar, OCD, hingga kepribadian ganda. Tentunya apabila kamu biarkan akan mengganggu kegiatan sehari-hari. Ciri yang tidak diketahui turut berdampak pada tingkat keparahan penyakit mental seseorang. Kamu bisa pertimbangkan mengunjungi psikiater atau psikolog kalau menemukan ciri-ciri orang harus ke psikiater, seperti di bawah ini. Tetapi ingat, hindari self diagnose. Jagalah selalu kesehatan pikiran dan tubuh, sebab biaya pengobatan kamu tidaklah murah. Oleh karena itu, mari mulai melakukan gaya hidup dan pola pikir sehat. Selain itu, kamu pun tetap harus menjaminnya dengan memiliki asuransi kesehatan. Semoga informasi ini bermanfaat! Simak video di bawah ini untuk mendapatkan tips memilih asuransi kesehatan terbaik Lengkapi proteksi BPJS dengan asuransi kesehatan terbaik Cara ke psikiater dengan BPJS memang memudahkan. Walaupun bebas biaya, namun ada ketentuan batas maksimal jumlah kunjungan dalam sebulan. Kalau kondisi sedang parah dan memerlukan pertolongan psikiater, tapi porsi kunjungan sudah habis, pasien akan dikenakan biaya mandiri. Tentunya, tarif psikolog atau psikiater ini sesuai durasi dan sesi konsultasi. Cara ke psikiater selain pakai BPJS dengan memiliki asuransi kesehatan. Sehingga kalau memerlukan peran psikiater segera, tidak perlu khawatir uang bulanan akan terkuras. Lengkapi proteksi BPJS dengan asuransi kesehatan terbaik yang dapat menanggung biaya di luar konsultasi. Sebagai gambaran, kamu bisa tonton video BPJS Kesehatan vs Asuransi Kesehatan berikut ini Beli juga polis asuransi jiwa yang akan melindungi kamu dan keluargamu dari beban finansial saat tertanggung meninggal dunia. Seluruh produk asuransi terbaik bisa kamu dapatkan di Lifepal lebih hemat hingga 25%! Semoga informasi ini bermanfaat! Uang pertanggungan dari asuransi Uang pertanggungan adalah sejumlah uang yang akan cair jika terjadi risiko meninggal dunia. Produk asuransi umumnya akan memberikan uang pertanggungan asuransi UP. Nilai uang pertanggungan adalah hasil perhitungan Nilai Hidup Manusia. Jika kamu ingin mengetahui berapa besarannya, manfaatkan kalkulator nilai hidup manusia berikut ini untuk menghitungnya Perlu kamu ketahui, asuransi memiliki sejumlah risiko, terutama mengenai risiko kerugian investasi. Jika produk yang kamu pilih berbentuk unit link, maka ada risiko kerugian investasi di dalamnya. Artinya, ada kemungkinan kamu perlu membayar premi lebih lama dari ketentuan awal jika terjadi risiko kerugian tersebut. Kalau kamu tidak mengisi ulang saldo unit link yang kosong, bisa-bisa polis kamu lapse. Maka dari itu, pastikan sebelum memilih produknya kamu sudah membaca polisnya secara rinci. Mau cara yang lebih simple? Manfaatkan fitur perbandingan asuransi terbaik di Lifepal! Gunakan kalkulator menabung Lifepal! Sudah tahu berapa yang harus kamu tabung untuk sesuatu setiap bulannya? Walaupun pemasukan kamu tidak besar, kamu harus berusaha memprioritaskan menabung. Sebab dana tabungan bisa kamu gunakan untuk uang darurat, modal, atau modal usaha. Gunakanlah kalkulator menabung bulanan untuk bantu menghitung besarnya uang yang harus kamu tabung untuk tujuan kamu. Cobalah kalkulator menabung bulanan ini. Gunakan pula kalkulator waktu menabung di bawah ini untuk menghitung waktu menabung yang dibutuhkan untuk mencapai target nilai akhir tabungan. Manfaat memiliki asuransi mobil Selain asuransi kesehatan, jangan lupa pula untuk mendapatkan proteksi dari asuransi mobil. Sebab biaya servis mobil dan perawatan tentu tidak murah. Jangan sampai biaya servis mobil kesayanganmu justru membebani pengeluaranmu. Manfaatkan asuransi mobil all risk supaya kamu gak perlu pusing lagi dengan tagihan bengkel karena kamu akan terjamin dari biaya perbaikan kerusakan ringan dan berat, bahkan dapat ganti rugi atas kehilangan akibat pencurian. Hitung sendiri berapa kisaran preminya dengan kalkulator premi asuransi mobil Lifepal berikut ini. Setelah menemukan besaran premi asuransi mobil, pilihlah asuransi mobil yang cocok dengan bantuan kuis asuransi mobil terbaik Lifepal di bawah ini. Kalau perlu, tambahan proteksi lainnya seperti asuransi kecelakaan. Manfaatkan jaminan finansial dari asuransi kecelakaan untuk mendapatkan santunan tunai andai tertanggung mengalami kecelakaan saat bekerja, termasuk pertanggungan biaya rumah sakit dan meninggal dunia. Pertanyaan seputar cara ke psikiater dengan BPJS Apakah psikiater ditanggung BPJS?Ya, kamu bisa akses fasilitas dan tenaga kesehatan dengan menggunakan kartu BPJS apabila sudah memenuhi prosedur dan proses pemberkasan. Simak panduan lengkapnya di artikel Lifepal berikut. Kenapa penting untuk memiliki asuransi?Perlindungan finansial asuransi penting, agar tidak terbebani pengeluaran mendadak yang menguras tabungan. Pilih produk asuransi sesuai kebutuhan, yaitu asuransi kebakaran, asuransi jiwa syariah, asuransi mobil, asuransi motor, asuransi rumah, dan lainnya. Cari tahu di Lifepal. Apa sudah punya BPJS Kesehatan perlu asuransi?Biaya konsultasi masalah kejiwaan bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan maupun asuransi kesehatan swasta. Tetapi khusus asuransi kesehatan swasta akan menawarkan pertanggungan biaya medis, termasuk biaya rehabilitasi dan konsultasi sesuai dengan nilai manfaatnya. Dengan memiliki asuransi kesehatan terbaik, maka akan dapat menanggung biaya di luar konsultasi dan mendapatkan penanganan medis secara instan tanpa perlu rujukan. Untukberobat ke RSUD atau RSJ, ada beberapa berkas yang perlu kamu siapkan agar dapat menggunakan layanan psikiatri BPJS. Berkas tersebut antara lain: Fotokopi kartu BPJS. Fotokopi KTP. Fotokopi KK. Surat rujukan dari faskes tingkat pertama yang masih berlaku. 3. Mendaftar ke Rumah Sakit Rujukan. Tahapan berikutnya yaitu melakukan pendaftaran BPJS Kesehatan kerap digunakan masyarakat untuk berobat ke klinik atau rumah sakit. Badan yang menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional JKN itu memberikan berbagai macam layanan kesehatan, termasuk konsultasi ke psikolog atau psikiater. Genhype, perlu diketahui kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jadi, jangan anggap remeh jika kamu merasa mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan mental. Selama ini salah satu faktor yang membuat masyarakat enggan pergi ke psikolog ialah biaya. Konsultasi ke psikolog terkait kondisi jiwa bisa dibilang cukup mahal. Dalam satu kali konsultasi, pasien mesti merogoh kocek sekitar Rp400 ribu sampai dengan Rp1 juta lebih. Namun, bila telah memiliki kartu BPJS, masyarakat tak perlu lagi khawatir dengan hal tersebut. Baca juga 4 Perbedaan Psikolog & Psikiater yang Perlu Diketahui Ya, kabar baiknya BPJS Kesehatan menanggung biaya konsultasi ke psikolog. Sayangnya, belum semua orang tahu klaim dari BPJS Kesehatan tersebut. Kabar baik berikutnya, khusus untuk konseling dengan psikolog, masyarakat bisa melakukan sesi tersebut tanpa adanya batasan waktu apabila psikolog tersebut bagian dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama FKTP. Mengutip laman remisnya, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menerangkan pelayanan kesehatannya bisa dipakai untuk layanan psikolog. Sebab, Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, manfaat kesehatan harus bersifat pelayanan kesehatan perorangan yang mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Oleh karena itu, peserta BPJS Kesehatan penyandang disabilitas jiwa bisa mendapatkan akses pengobatan secara gratis, dari rehabilitasi medis sampai dengan konseling dengan psikolog. Akan tetapi, semua pelayanan mesti berbasis diagnosis dan indikasi medis yang sebelumnya diberikan dokter terkait. Data dari BPJS Kesehatan pada 2020 klaim terbanyak gangguan kejiwaan didominasi oleh pengidap schizophrenia, bipolar, gangguan organik, depresi, dan gangguan neurosa selain depresi. Baca juga Ini 5 Penyebab Pasien Gangguan Mental Enggan ke Psikolog Cara Ke Psikolog Pakai BPJS Kesehatan Peserta BPJS Kesehatan yang ingin menggunakan layanan tentu akan diminta mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Supaya enggak salah, ada beberapa tahapan yang mesti dilewati sebelum akhirnya bisa berkonsultasi dengan psikolog. 1. Datang ke Faskes Tingkat Pertama Langkah pertama yang dilakukan ialah dengan mendatangi fasilitas kesehatan tingkat pertama FKTP terlebih dahulu. Faskes yang dimaksud bisa berupa dokter umum, puskesmas, klinik kesehatan, atau rumah sakit yang melayani BPJS Kesehatan. Jangan lupa, siapkan juga berkas-berkas yang dibutuhkan, seperti kartu BPJS, fotokopi KTP, dan fotokopi Kartu Keluarga. Umumnya, jika di faskes tingkat pertama terdapat poli jiwa atau layanan psikolog, kamu bisa konsultasi. Namun, bila tidak, kamu bisa meminta surat rujukan untuk mendapatkan poli jiwa lain yang terdekat. 2. Proses Konsultasi Jika sudah mendapat rujukan poli jiwa, kamu bisa langsung melakukan konsultasi dengan psikolog. Di poli jiwa, biasanya pasien akan mendapatkan beberapa pertanyaan umum, seperti apa yang sedang dirasakan dan bagaimana kondisi saat ini. Saat wawancara, pastikan kamu menjawab dengan jujur. Ceritakan dengan detail apa yang sedang kamu alami. Dengan demikian, psikolog dapat memberikan diagnosis yang Terapi Selesai Jika kamu berkonsultasi dengan psikolog, kemungkinan kamu tidak diberikan obat. Namun, bila konsultasi dilakukan dengan psikiater, ada kemungkinan kamu akan direkomendasikan obat. Psikolog dan psikiater memang sama-sama spesialis kesehatan mental. Namun, psikolog bukan dokter. Psikolog hanya mendiagnosis masalah yang dialami pasien melalui kepribadian, perilaku, kebiasaan, pola makan atau tidur, cara berbicara, dan cerita yang dicurahkan saat konsultasi. Layanan psikolog hanya seputar konsultasi dan psikoterapi psikologis yang fokusnya pada hubungan akar masalah, pola pikir, dan perilaku. Baca artikel lainnya di Google News Editor Syaiful Millah jaOF.